TUGAS A.O.C
NAMA : M.ARI SANDI
KELAS : XI IPA 2
TEACHER : RONALDO ROZALINO S.sn.

PEKAN BUDAYA KUANTAN SINGINGI



Masih terdengar euforia masyarakat Kuansing dalam pekan budaya kali ini.Dalam setiap pekan budaya ada suatu event yang sudah lama mengakar dari salah satu kebudayaan yang ada di Kuansing dan selalu ditunggu oleh seluruh masyarakat Kuansing, yaitu pacu jalur.Pacu jalur telah dilaksanakan oleh masyarakat Kuansing lebih dari satu abad yang lalu.Jalur atau perahu dulu digunakan oleh masyarakat untuk alat transportasi, misalnya untuk mengangkut hasil-hasil bumi yang dimanfaatkan oleh masyrakat setempat.Kemudian pada masa pemerintahan Belanda digunakan untuk memperingati hari ulang tahun ratu mereka, yaitu Ratu Wilhelmina.Namun berangsur-angsur digunakan untuk memeriahkan ulang tahun negara kita.Pacu jalur tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokal, namun masyarakat di kabupaten lain di provinsi Riau pun ikut menjadi peserta, yang lebih membanggakan ada peserta yang berasal dari nasional maupun internasional.Kita semua patut bangga karena event ini telah ditetapkan sebagai Kalender Wisata Nasional.Pacu jalur merupakan event yang paling ditunggu oleh masyarakat Kuansing terutama setelah mereka memeras keringat selama satu tahun karena event ini hanya dilaksanakan setahun sekali.Mereka menganggap inilah puncaknya bahkan sebagian dari mereka rela meninggalkan pekerjaan mereka untuk sementara untuk menonton event ini.
Biasanya selain pacu jalur juga diikuti oleh beberapa event lain, seperti Pekan Expo.Dalam expo ini bisa dikatakan seperti bazar, dimana banyak penjual-penjual pakaian,sepatu,dll.Semua event ini tentunya dimanfaatkan untuk menambah rezeki.
Namun pelaksanaan pekan budaya Kuansing kali ini terkesan sepi dari pengunjung.Berbeda dari pelaksanaan tahun lalu.
Hal demikian menurut saya dikarenakan oleh pelaksanaannya yang berdekatan dengan bulan ramadhan dan berujung pada hari raya.Kita sama-sama mengetahui kalau sekarang sedang krismon, jadi masyarakat yang berdomisili jauh dari Taluk kuantan pusat pelaksanaan jadi mikir dua kali untuk menonton event ini, karena dalam sehari saja mungkin bisa menghabiskan puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu.Apalagi event pacu jalur ini dilaksanakan selama empat hari.Mereka harus mempertimbangkan antara menonton atau menyimpan uang untuk bulan Ramadhan atau hari raya.
Hal diatas dapat dibuktikan karena dalam hari pertama saja tribun-tribun tidak terisi penuh berbeda dari tahun sebelumnya.Hal ini membuat banyak pemilik tribun mengeluh, pendapatan mereka tidak cukup hanya sekedar untuk mengembalikan modal, namun berangsur membaik pada hari berikutnya.Karena pengunjung telah nyaman menonton di tepian Narosa langsung karena telah melebarnya tempat untuk menonton.Dan pada exponya saja juga demikian tidak seramai tahun sebelumnya.Pada malam minggu saja sepi.
Padahal kedua event tersebut diharapkan bisa menunjang perekonomian seprti tahun-tahun sebelumnya.Dalam beberapa hari saja biasanya bisa mendapat penghasilan yang lumayan besar.
Tapi disamping hal yang memprihatinkan tersebut, acungan jempol patut kita ucapkan kepada Dislantas kita.Karena tertibnya lalu lintas sehingga angka kemacetan sedikit dan jika ada itupun tidak begitu lama.Dan kebijakan dengan tidak bolehnya memarkir mobil di sekitar taman membuat jalanan semakin lebar sehingga tidak begitu macet.
Harapan bagi kita semua sebagai pemuda generasi penerus tingkatkanlah rasa cinta kita terhadap budaya kita ini jangan meminta izin untuk menonton pacu jalur tetapi pacaran.Hal ini yang menurut saya memprihatinkan karena di arena sekitar pacu hanya diisi oleh orang-orang ynag sudah berumur saja.Terakhir CINTAILAH KEBUDAYAAN KITA, JANGAN HANYA SEKEDAR NGOMONG SAJA !!!!! BRAVO KOTA JALUR !!!!